Jumat, 02 Maret 2012

Tulisan 1 Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan 1)


Mobil Esemka, Buatan dan Kebanggan Anak Bangsa
Ditengah banyaknya produk mobil luar negri yang masuk kedalam pasar otomotif nasional, muncul sebuah fenomena yang menarik. Dimana telah diciptakan sebuah mobil bermerk Esemka oleh para pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK). Hal tersebut tentu cukup mecengangakan, mengingat yang menciptakannya adalah orang yang masih berumur relatif muda. Hasilnya pun dapat dibilang cukup bagus, baik dari segi model, desain, interior mobil dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, bahkan ada wacana untuk menjadikan mobil Esemka ini sebagi mobil nasional (mobnas). Meskipun hal ini bukan yang pertama kalinya di Indonesia. Karena jauh sebelum Esemka, sudah ada beberapa mobil rintisan anak negri yang masuk wacana mobil nasional. Beberapa yang terkenal diantaranya adalah Maleo (dibidani oleh BJ Habibie) dan Timor (dikembangkan oleh Hutomo Mandala Putra). Akan tetapi dalam perkembangannya, produk mobnas ini tenggelam dalam ketidakjelasan pengembangan dalam berbagai hal. Hal tersebut tentunya sangat disayangkan karena hanya menjadi klimaks diawal dan menjadi antiklimaks diakhir. Mobil nasional (mobnas) sendiri dirintis untuk menciptakan segmen pasar yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Mengingat harga mobil luar negri yang masuk ke Indonesia tergolong mahal. Hal tersebut tentunya, salah satu inisiatif yang bagus dari pemerintah. Selain dapat lebih luas menjangkau konsumen nasional, mobnas juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru yang cukup luas.

Dalam pembuatan mobil Esemka sendiri dikatakan bahwa sekitar 50-90% komponen yang digunakan adalah komponen lokal. Hal itu tentu menjadi salah satu indikator kemajuan industri manufaktur nasional. Karena bahan komponen pembuatannya dibuat oleh industri lokal, sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Mobil Esemka sendiri bukan hanya menjadi kebanggaan dunia otomotif nasional, lebih dari itu, mobil Esemka menjadi kebanggaan seluruh bangsa Indonesia. Karena dapat dikatakan bahwa mobil Esemka telah menjadi pioner bagi kemajuan sumber daya manusia Indonesia. Secara tidak langsung mobil Esemka menunjukkan kapasitas yang dimiliki oleh bangsa ini untuk berkarya dalam dunia global seperti sekarang ini bukan hanya dalam satu bidang, tetapi dalam berbagai bidang.

Untuk mewujudkan wacana Esemka menjadi mobil nasional, belum lama ini dilakukan uji emisi untuk menghitung tingkat gas buang karbon. Hal itu merupakan salah satu syarat untuk menjadi mobil nasional. Tetapi sayang pada kesempatan kali ini, mobil Esemka gagal lolos tes uji emisi. Sehingga belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Tentunya hal ini sangat tidak diharapakan menghambat proyek pengembangan mobil Esemka. Sebaliknya, hal ini justru diharapkan mampu memacu pembuat untuk lebih baik lagi dalam mengembangkan mobil Esemka ini. Karena kedepan, masih ada kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya untuk mencapai tujuan mobil nasional ini. Bahkan Thomas Alva Edison, konon memerlukan hampir seribu kali percobaan untuk menciptakan bola lampu pijar. Etos kerja seperti itulah yang diharapkan agar dipupuk oleh pengembang untuk mewujudkan impian mobil nasional.

Selain itu, tentunya peranan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan ide mobil nasional tersbut. Salah satu peranan pemerintah yang terpenting selain modal adalah disediakannya staff pembimbing untuk mengarahkan pengembangan proyek. Terlebih lagi yang mengerjakan adalah siswa SMK yang tentunya masih perlu banyak pengetahuan untuk mengembangkan mobil Esemka ini. Jika akhirnya wacana ini terwujud, sudah sepatutnyalah bangsa Indonesia berbangga akan produk dalam negri.

0 komentar:

Posting Komentar