Jumat, 02 Maret 2012

Tulisan 3 Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan 1)


Hardskill, Kemampuan Tehnik Yang Diasah Oleh Lingkungan

Dalam dunia pendidikan seperti sekarang ini banyak berbagai institusi pendidikan mengembangkan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas akademisinya. Baik dari sisi hardskil (kemampuan teknik) ataupun softskil (kemampuan untuk mengelola diri dan orang lain). Untuk di Indonesia sendiri, hardskill mendapat porsi yang cukup besar dalam kurikulum dunia pendidikan. Sedangkan softskill hanya sebagian kecil saja.

Kemampuan hardskill sendiri, sebagaian besar didapatkan dari lingkungan akademisi secara langsung. Entah itu dalam bentuk tugas, laporan, praktikum di laboratorium, dan sebagainya. Di satu sisi hardskill dapat dikatakan menunjukan kemampuan seorang individu dalam menguasai sebuah materi yang disampaikan. Sehingga, akademisi menjadi lebih kaku dalam berusaha mengembangkan potensi diri. Kaku disini dapat di artikan bahwa akademisi kurang diberikan kurikulum yang mampu membuatnya berpikir secara kreatif. Sebuah contoh sederhana pada pelajaran yang dianggap sebagai momok bagi sebagian besar kalangan akdemisi seperti matematika, fisika dan segala ilmu pasti lainnya. Pelajaran tersebut mengharuskan akademisi untuk memahami materi secara fasih. Karena jalan untuk memenuhi solusi soal hampir selalu sama.

Salah satu faktor pendukung hardskill pada saat sekarang ini adalah praktek. Ketika seseorang menguasai suatu materi didalam kelas, maka dia sebaiknya harus mencoba untuk membuktikan kebenaran dari materi yang didapat. Seseorang yang unggul dalam penguasaan materi belum tentu unggul dalam praktek nyata terhadap materi yang diperolehnya. Begitu pula sebaliknya. Praktek sendiri akan memberikan sebuah nilai pengalaman bagi akdemisi untuk menjadi pribadi yang lebih kompetitif.

Hardskill mutlak dibutuhkan, apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Dimana arus informasi mengalir deras tanpa dibatasi ruang dan waktu. Hardskill secara tak terbantahkan telah meningkatkan tingkat pengetahuan seseorang, membentuk keterampilan. Akan tetapi alangkah baiknya jika hardskill itu sendiri diimbangi dengan softskill agar bukan hanya aspek pengetahuan saja yang bertambah, tetapi juga kemampuan pengembangan diri dan kemampuan bersosialisasi ikut bertambah.

Related Posts:

  • Tulisan 1 Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan 1) Mobil Esemka, Buatan dan Kebanggan Anak Bangsa Ditengah banyaknya produk mobil luar negri yang masuk kedalam pasar otomotif nasional, muncul sebuah fenomena yang menarik. Dimana telah diciptakan sebuah mobil bermerk Esemka … Read More
  • Tugas 1 Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan 1)Definisi Penalaran Penalaran (proses berpikir) dapat didefiniskan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi (peryataan yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak … Read More
  • Tugas 2 Bahasa Indonesia 1Artikel Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE … Read More
  • Tugas 2 Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan 1) Metode Penalaran Metode penalaran biasanya terbagi menjadi : a. Metode induktif. Adalah metode penalaran yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak / berdasarkan dari hal-hal khusus ke umum. Contoh : • Twitter menghu… Read More
  • Tugas 3 Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan 1) Kesalahan Penalaran Kesalahan penalaran ini dapat terjadi karena dalam proses berpikir terjadi penyalahangunaan bahasa (verbal) dan relevansi (materi) sehingga kesimpulan yang diperoleh salah, keliru, atau cacat. Beberapa j… Read More

0 komentar:

Posting Komentar